SOSIO

1.    PENGERTIAN KONFLIK SOSIAL
    Konflik diartikan secara sederhana sebagai saling memukul.
    Konflik sosial adalah bentuk interaksi sosial yang terjadi pada perorangan atau kelompok yang berupaya mencapai tujuannya sendiri dengan mengalahkan atau menundukkan pihak lain.
    Pengertian Konflik menurut beberapa ahli :
1.    Soerjono Soekanto
    Konflik sebagai perjuangn untuk memperoleh nilai, status, kekuasaan, di mana tujuan dari mereka yang berkonflik, tidak hanya memperoleh keuntungan, tetapi juga untuk menundukkan saingannya.
2.    Berstein
    Konflik merupakan suatu pertentangan dan perbedaan yang tidak dapat dicegah yang secara potensial dapat mempunyai kegunaan yang fungsional dan konstruktif sebaliknya dapat pula bersifat disfungsional dan destruktif. Menurutnya konflik mempunyai dua potensial yaitu positif dan negatif.
3.    Robert M.Z. Lawang
    Konflik sebagai perjuangan untuk memperoleh nilai, status, kekuasaan di mana tujuan mereka yang memperoleh keuntungan, tetapi juga untuk menundukkan saingannya.
4.    Scmidth dan Kochkhan
    Konflik adalah perselisihan di antara dua pihak yang ditandai dengan perilaku yang menunjukkan permusuhan terbuka dan atau dengan gangguan dengan sengaja terhadap pencapaian tujuan pihak yang menjadi lawan.
5.    Ralf Dehredort
    Konflik adalah suatu keadaan pertentangan karena adanya ketidakharmonisan hubungan social di antara anggota kelompok atau antar kelompok dalam masyarakat.

2.    FAKTOR PENYEBAB KONFLIK
1)    Perbedaan Antar Individu
    Coba perhatikan orang tua, adik,dan kakak mu! Kerap muncul persamaan ciri2 fisik di antara mereka, sehingga sering muncul pendapat bahwa sang anak terlihat mirip dgn orang tuanya. Persamaan fisik tadi ternyata tidak menjamin akan terjadinya hubungan yang harmonis di antara mereka. Perbedaan pandangan atau pendapat pun msh bisa terjadi.
2)    Perbedaan Kebudayaan
    Perbedaan kebudayaan dapat memicu terjadinya konflik. Perbedaan kebudayaan antara orang eropa yang dating ke Benua Amerika dan orang Indian yang merupakan penduduk asli menyebabkan terjadinya konflik sampai menelan korban jiwa. Dan sampai saat ini semakin bayak orang Eropa hijrah ke Amerika,sehingga warga Amerika terdominasi Warga Eropa
3)    Perbedaan Kepentingan
    Perbedaan kepentingan antar individu maupun kelompok juga papat memicu terjadinya konflik. Setiap orang atau kelompok tentu memiliki kebutuhan & kepenyingan sedang orang lain atau kelompok lain pun memiliki kepentingan dan kebutuhan sendiri.Contohnya, pengusaha memiliki kepentingan untuk memperoleh laba usaha yang besar
4)    Perubahan Sosial
    Perubahan social di masyarakat mengkibatkan terjadinya konflik. Contohnya, berkembangnya perkotaan menyebabkan lahan perumahan dan pertanian menjadi sempit. Hal ini bisa mendatangkan konflik antar anggota keluarga akibat memperebutkan harta warisan

1)    Faktor Penyebab Konflik Secara Umum
a)    Perbedaan Individu
Setiap individu mempunyai sifat,pendirian,dan perasaan yang berbeda   beda.Perbedaan tersebut dapat menjadi faktor penyebab konflik.
b)    Perbedaan Latar Belakang
Kepribadian seseorang dibentuk melalui proses sosialisasi,yaitu di lingkungan keluarga dan masyarakat.Terkadang apa yang dianggap oleh suatu masyarakat baik,belum tentu oleh masyarakat lain dianggap baik.
c)    Perbedaan kepentingan
Perbedaan kepentingan dapat di sebabkan perbedaan perasaan, pendirian latar belakang kebudayaan,dan sebagainya.
d)    Perbedaan Sosial
Perubahan Sosial yang terlalu cepat terutama dalam nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut.
2)    Faktor Penyebab Konflik Di Indonesia
a)    Ada domonasi suatu kelompok terhadap kelompok lain.
b)    Persaingan dalam mendapatkan mata pencaharian hidup antar kelompok yang berlainan suku.
c)    Terdapat potensi konflik yang terpendamyang telah bermusuhan secara adat.

3.    CARA MENGENDALIKAN, MEREDAKAN KONFLIK
1)    Koersi yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilakukan dengan paksaan.
2)    Kompromi yaitu suatu bentuk akomodasi yang dilakukan dimana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutan agar tercapai penyelesaian dari penyelisihan.
3)    Arbitrasi yaitu konflik yang dihentikan dengan cara mendatangkan pihak ke tiga untuk memutuskan dan kedua belah pihak harus mentaati keputusan tersebut karena bersifat memikat.
4)    Mediasi yaitu penyelesaian konflik dengan mengundang pihak ketiga yang bersifat netral dan tidak hanya berfungsi sebagai penasehat.
5)    Toleransi yaitu suatu bentuk akomodasi di mana ada sikap saling menghargai dan menghormati pendirian masing-masing pihak yang berkonflik.
6)    Konveksi yaitu penyelesaian konflik apabila salah satu pihak bersedia mengalah dan mau menerima pendirian pihak lain.
7)    Konsilasi yaitu suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu tujuan bersama.
8)    Adjudikasi yaitu suatu penyelesaian konflik melalui pengadilan.
9)    Stalemate yaitu suatu keadaan dimana pihak-pihak yang bertentangan memiliki kekuatan seimbang,namun terhenti pada suatu titik tertentu dalam melakukan pertentangan karena kedua belah pihak sudah tidak mungkin lagi untuk maju atau mundur.
10)    Gencatan Senjata yaitu penangguhan permusuhan untuk jangka waktu tertentu guna melakukan pekerjaan tertentu yang tidak boleh di ganggu.
11)    Segregasi yaitu upaya saling memisahkan diri dan saling menghindar diantara pihak-pihak yang bertentangan dalam rangka mengurangi ketegangan.
12)    Cease Fire yaitu menangguhkan permusuhan atau peperangan dalam waktu tertentu sambil mengupayakan terselenggaranya penyelesaian konflik,diantara pihak-pihak yang bertikai.
13)    Dispasement yaitu usaha mengakhiri konflik dengan mengalihkan perhatian pada objek masing-masing.

4.    CARA-CARA PENYELESAIAN KONFLIK
Konflik dapat berpengaruh positif atau negatif, dan selalu ada dalam kehidupan. Oleh karena itu konflik hendaknya tidak serta merta harus ditiadakan. Persoalannya, bagaimana konflik itu bisa dimanajemen sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan disintegrasi sosial. Pengelolaan konflik berarti mengusahakan agar konflik berada pada level yang optimal. Jika konflik menjadi terlalu besar dan mengarah pada akibat yang buruk, maka konflik harus diselesaikan.
Di sisi lain, jika konflik berada pada level yang terlalu rendah, maka konflik harus dibangkitkan (Riggio, 1990). Berbeda lagi dengan yang dinyatakan oleh Soetopo (1999) bahwa strategi pengelolaan konflik menunjuk pada suatu aktivitas yang dimaksudkan untuk mengelola konflik mulai dari perencanaan, evaluasi, dan pemecahan/penyelesaian suatu konflik sehingga menjadi sesuatu yang positif bagi perubahan dan pencapaian tujuan.    
Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengelolaan konflik, dapat ditegaskan bahwa pengelolaan konflik merupakan cara yang digunakan individu dalam mengontrol, mengarahkan, dan menyelesaikan konflik, dalam hal ini adalah konflik interpersonal.
Hodge dan Anthony (1991), memberikan gambaran melalui berbagai metode resolusi (penyelesaian) konflik, sebagai berikut:
1.     Dengan metode penggunaan paksaan. Orang sering menggunakan kekuasaan dan kewenangan agar konflik dapat diredam atau dipadamkan.
2.     Dengan metode penghalusan (smoothing). Pihak-pihak yang berkonflik hendaknya saling memahami konflik dengan bahasa kasihsayang, untuk memecahkan dan memulihkan hubungan yang mengarah pada perdamaian.
3.     Penyelesaian dengan cara demokratis. Artinya, memberikan peluang kepada masing-masing pihak untuk mengemukakan pendapat dan memberikan keyakinan akan kebenaran pendapatnya sehingga dapat diterima oleh kedua belah pihak.
Cribbin (1985) mengelaborasi terhadap tiga hal, yaitu mulai yang cara yang paling tidak efektif, yang efektif dan yang paling efektif.
    Menurutnya, strategi yang dipandang paling tidak efektif, misalnya ditempuh cara:
1)     Dengan paksaan. Strategi ini umumnya tidak disukai oleh kebanyakan orang. Dengan paksaan, mungkin konflik bisa diselesaikan dengan cepat, namun bisa menimbulkan reaksi kemarahan atau reaksi negatif lainnya
2)     Dengan penundaan. Cara ini bisa berakibat penyelesaian konflik sampai berlarut-larut
3)     Dengan bujukan. Bisa berakibat psikologis, orang akan kebal dengan bujukan sehingga perselisihan akan semakin tajam
4)     Dengan koalisi, yaitu suatu bentuk persekutuan untuk mengendalikan konflik. Akan tetapi strategi ini bisa memaksa orang untuk memihak, yang pada gilirannya bisa menambah kadar konflik konflik sebuah ‘perang’
5)     Dengan tawar-menawar distribusi. Strategi ini sering tidak menyelesaikan masalah karena masing-masing pihak saling melepaskan beberapa hal penting yang mejadi haknya, dan jika terjadi konflik mereka merasa menjadi korban konflik.
Usaha manusia untuk meredakan pertikaian atau konflik dalam mencapai kestabilan dinamakan “akomodasi”. Pihak-pihak yang berkonflik kemudian saling menyesuaikan diri pada keadaan tersebut dengan cara bekerja sama. Bentuk-bentuk akomodasi :
1)    Gencatan senjata, yaitu penangguhan permusuhan untuk jangka waktu tertentu, guna melakukan suatu pekerjaan tertentu yang tidak boleh diganggu. Misalnya : untuk melakukan perawatan bagi yang luka-luka, mengubur yang tewas, atau mengadakan perundingan perdamaian, merayakan hari suci keagamaan, dan lain-lain.
2)    Abitrasi, yaitu suatu perselisihan yang langsung dihentikan oleh pihak ketiga yang memberikan keputusan dan diterima serta ditaati oleh kedua belah pihak. Kejadian seperti ini terlihat setiap hari dan berulangkali di mana saja dalam masyarakat, bersifat spontan dan informal. Jika pihak ketiga tidak bisa dipilih maka pemerintah biasanya menunjuk pengadilan.
3)    Mediasi, yaitu penghentian pertikaian oleh pihak ketiga tetapi tidak diberikan keputusan yang mengikat. Contoh : PBB membantu menyelesaikan perselisihan antara Indonesia dengan Belanda.
4)    Konsiliasi, yaitu usaha untuk mempertemukan keinginan pihak-pihak yang berselisih sehingga tercapai persetujuan bersama. Misalnya : Panitia tetap penyelesaikan perburuhan yang dibentuk Departemen Tenaga Kerja. Bertugas menyelesaikan persoalan upah, jam kerja, kesejahteraan buruh, hari-hari libur, dan lain-lain.
5)    Stalemate, yaitu keadaan ketika kedua belah pihak yang bertentangan memiliki kekuatan yang seimbang, lalu berhenti pada suatu titik tidak saling menyerang. Keadaan ini terjadi karena kedua belah pihak tidak mungkin lagi untuk maju atau mundur. Sebagai contoh : adu senjata antara Amerika Serikat dan Uni Soviet pada masa Perang dingin.
6)    Adjudication (ajudikasi), yaitu penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan.

    Adapun cara-cara yang lain untuk memecahkan konflik adalah :
1)    Elimination, yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat di dalam konflik, yang diungkapkan dengan ucapan antara lain : kami mengalah, kami keluar, dan sebagainya.
2)    Subjugation atau domination, yaitu orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar untuk dapat memaksa orang atau pihak lain menaatinya. Sudah barang tentu cara ini bukan suatu cara pemecahan yang memuaskan bagi pihak-pihak yang terlibat.
3)    Majority rule, yaitu suara terbanyak yang ditentukan melalui voting untuk mengambil keputusan tanpa mempertimbangkan argumentasi.
4)    Minority consent, yaitu kemenangan kelompok mayoritas yang diterima dengan senang hati oleh kelompok minoritas. Kelompok minoritas sama sekali tidak merasa dikalahkan dan sepakat untuk melakukan kerja sama dengan kelompok mayoritas.
5)    Kompromi, yaitu jalan tengah yang dicapai oleh pihak-pihak yang terlibat di dalam konflik.
6)    Integrasi, yaitu mendiskusikan, menelaah, dan mempertimbangkan kembali pendapat-pendapat sampai diperoleh suatu keputusan yang memaksa semua pihak.

5.    BENTUK-BENTUK KONFLIK
1)    Konflik berdasarkan Sifatnya
a)    Konflik Destruktif
    Konflik destruktif adalah konflik yang muncul karena adanya perasaan tidak senang atau dendam dari seseorang atau kelompok terhadap pihak lain dan cenderung menghancurkan.
b)    Konflik Konstruktif
    Konflik konstruktif merupakan konflik yang menimbulkan keuntungan bagi individu maupun kelompok.
2)    Berdasarkan Pelaku yang Berkonflik
a)    Konflik Vertikal
    Konflik vertikal adalah konflik antarkomponen masyarakat di dalam satu struktur yang memiliki tingkatan atau hieraki.
b)    Konflik Horisontal
    Konflik horisontal adalah konflik yang terjadi antara individu atau kelompok yang memiliki kedudukan yang sama.
c)    Konflik Diagonal
    Konflik diagonal yaitu konflik yang terjadi karena ketidakadilan alokasi keseluruhan sumber daya organisasi sehingga dapat menimbulkan pertentangan ekstrim.
3)    Berdasarkan Sifat Pelaku yang Berkonflik
a)    Konflik Terbuka
    Konflik terbuka merupakan konflik yang diketahui semua pihak.
b)    Konflik Tertutup
    Konflik tertutup merupakan konflik yang diketahui oleh orang-orang atau kelompok yang terlibat konflik.
4)    Berdasarkan Konsentrasi Aktivitas Manusia dalam Masyarakat
a)    Konflik Sosial
    Konflik sosial merupakan konflik yang sering terjadi akibat adanya perbedaan kepentingan sosial dari kepentingan yang berkonflik.
b)    Konflik Politik
    Konflik politik merupakan konflik yang terjadi kaerena adanya perbedaan kepentingan yang berkaitan dengan kekuasaan.
c)    Konflik Ekonomi
    Konflik ekonomi merupakan konflik yang terjadi akibat adanya perebutan sumber daya ekonomi dari pihak yang berkonflik.
d)    Konflik Budaya
    Konflik budaya merupakan konflik yang terjadi akibat adanya perbedaan budaya dari pihak yang berkonflik
e)    Konflik Ideologi
    Konflik ideologi merupakan konflik yang terjadi akibat adanya perbedaan paham yang diyakini oleh seseorang atau sekelompok orang
5)    Berdasarkan Cara Pengolahannya
a)    Konflik Interindividu
    Konflik interindividu yaitu terjadi karena ada kaitan erat dengan emosi individu hingga tingkat keresahan yang paling tinggi
b)    Konflik Antarindividu
    Konflik antarindividu adalah konflik yang terjadi antara seseorang dengang satu, sifatnya subtansi, konflik ini menyangkut perbedaan pendapat , ide, gagasan, kepentingan, bahkan emosional.
c)    Konflik Antar Kelompok
    Konflik antar kelompok merupakan konflik yang terjadi antar kelompok satu dengan kelompok yang lain.
d)    Konflik Antarnegara
    Konflik antar Negara bbisa terjadi apabila muncul dominasi suatu Negara atas Negara lainnya. Dilihat dari latar belakangnya terjadinya, konflik dapat dibagi menjadi :
*    Konflik politik
    Banyak sekali konflik berlatar belakang politik yang terjadi di Indonesia. Masalah internal partai politik pun bisa meluas dan menjadi konflik politik berskala nasional yang memakan banyak korban jiwa
*    Konflik ekonomi
    Naiknya  harga2, kurangnya apangan pekerjaan serta kesenjangan pendapatan antara orang kya dgn orng miskin merupakan hal2 yang menyebabkan terjadinya konflik bernuansa ekonomi di dalam masyarakat.
*    Konflik budaya
    Beberapa waktu lalu terjadi perdebatan tentang batasan pornografi dalam UU Antipornografi. Ini disebabkn oleh perbedaan kebudayaan dalam memandang suatu hasil kesenian
*    Konflik Agama
Konflik agama adalah konflik yang dilatarbelakangi oleh agama .perbedaan tata cara beribadah, pandangan dan lainya bisa menyebabkan konflik bahkandalam intra agama sekalipun.


6.    PERBEDAAN KONFLIK DENGAN KEKERASAN
Terkadang orang sulit ntuk mendefinisikan perbedaan antara konflik dengan kekerasaan. Orang menganggap konflik sama dengan kekerasan. Sebenarnya antara konflik dengan kekerasan berbeda.
A Konflik : Pertikaian,pertentangan,perselisihan,disertai tekanan dengan ancaman
B. Kekerasan : Perbuatan yang menyebabkan cedera/matinya sesorang bahkan kerusakan harta benda.

Adapun penyebab dari terjadinya kekerasan adalah sebagai berikut :
1.    Berprasangka buruk kepada pihak lain.
2.    Individu kurang dapat mengendalikan emosi.
3.    Adanya masalah tertentu yang dapat melahirkan suatu permusuhan.
4.    Persaingan yang sangat tajam sehingga kontrol sosial kurang berfungsi.
5.    Dorongan kemauan untuk memperoleh prestasi.

7.    FUNGSI KONFLIK
1)    Fungsi Positif Konflik
    Berfungsi kearah perbaikan struktur sistem sosialnya.
2)    Fungsi Negatif Konflik
    Konflik dapat berfungsi negatif apabila pertentangan tersebut menyebabkan perpecahan atau disentegrasi.

8.    DAMPAK KONFLIK
1)    Dampak Secara langsung
    Adalah akibat langsung yang dirasakan oleh pihak yang terlibat konflik
2)    Dampak Tidak Langsung
    Adalah dampak yang dirasakan oleh pihak yang tidak terlibat langsung dalam konflik.

    Konflik juga mempunyai dampak positif dan negatif
1. Dampak Positif
    *Bertambahnya solidaritas antara anggota kelompok.
    *Munculnya pribadi yang kuat dan tahan uji menghadapi berbagai situasi konflik.
    *Membantu menghidupkan norma yang lama dan menciptakan norma yang baru.
    *Munculnya kompromi antara pihak-pihak yang berkonflik.
2. Dampak Negatif
*    Hancurnya dan retaknya persatuan dan kesatuan.
*    Adanya perubahan kepribadian seorang individu yang negatif.
*    Rusaknya tatanan kehidupan masyarakat.
*    Disorganisasi sosial atau disintegrasi sosial.
*    Krisis sosial.
*    Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia.
*    keretakan hubungan antar kelompokyang bertikai
*    perubahan kepribadian pada individu, misalnya timbulnya rasa dendam, benci, saling curiga dan lain-lain
*    dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik.


9.    CONTOH KONFLIK
•    Konflik Vietnam berubah menjadi perang.
•    Konflik Timur Tengah merupakan contoh konflik yang tidak terkontrol, sehingga timbul kekerasan. hal ini dapat dilihat dalam konflik Israel dan Palestina.
•    Konflik Katolik-Protestan di Irlandia Utara memberikan contoh konflik bersejarah lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar